Senin, 03 April 2017

FASE SUB AKUT CEDERA



FASE SUB AKUT DALAM CEDERA OLAHRAGA










                        Disusun Oleh :
Efran Saputra                                   NIM. 06042681620018




PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG
2017








BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Olahraga merupakan aktivitas fisik yang membutuhkan tenaga dan semangat untuk melakukannya. Dengan berolaraga tubuh menjadi sehat dan bugar sehingga terhindar dari berbagai penyakit. Seseorang yang rutin berolahraga akan terhindar dari berbagai penyakit dan badan menjadi bugar.
Orang yang rutin berolahraga memiliki daya tahan tubuh atau sistem imun yang baik, dibandingkan dengan orang yang jarang berolahraga. Sehingga terhindar dari berbagai penyakit yang dapat menyerang tubuh kapanpun. Untuk itu kita harus menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar.
Dengan berolahraga dapat menghilangkan rasa malas dan menjadikan tubuh menjadi bugar. Ketika tubuh bugar dalam melakukan aktivitas sehari – hari, seperti : bekerja, belajar dan sekolah menjadi ringan dan mudah.
Dalam dunia olahraga kita tentunya mengenal yang namanya cedera. Cedera merupakan musuh yang menakutkan bagi para olahragawan. Karena setiap olahragawan atau atlit dapat menderita cedera yang diakibatkan oleh pergerakan yang salah pada saat bermain atau berolahraga.
Pada saat berolahraga atau bermain kita harus hati – hati, agar tidak terjadi salah gerakan yang mengakibatkan cedera. Cedera ada 2 jenis yaitu : cedera ringan dan cedera berat. Cedera ringan yaitu cedera yang membutuhkan waktu penyembuhan sebentar, sedangkan cedera berat yaitu cedera yang membutuhkan waktu penyembuhan cukup lama dibandingkan dengan cedera ringan.
Cedera olahraga merupakan segala bentuk kegiatan melampaui batas ambang kemampuan tubuh sebagai akibat berolahraga. Secara fisiologi cedera olahraga terjadi akibat ketidak seimbangan antara beban kerja dengan kemampuan jaringan tubuh yang melakukan aktivitas olahraga. Pada umumnya penyebab terjadinya cedera olahraga antara lain karena kurang pemanasan, melakukan smash yang salah, memaksakan kondisi tubuh melampaui batas ambang kemampuan tubuh sebelum berolahraga terutama pada jelang pertandingan yang menuntut banyak gerakan eksplosif. 
Menurut wibowo (1995) dalam jamal (2009:1) “Cedera olahraga (sport injury) yaitu segala macam cedera yang timbul, baik pada waktu latihan maupun pada waktu berolahraga (pertandingan) ataupun sesudah pertandingan”. Yang biasa terkena adalah tulang, otot, tendo serta ligamentum. Dengan demikian pengetahuan tentang cedera olahraga berguna untuk mempelajari cara terjadinya cedera olahraga mengobati/menolong/menanggulangi (kuratif) serta tindakan preventif (pencegahan). 
Biasanya cara yang efektif dalam mengatasi cedera adalah dengan memahami beberapa jenis cedera dan mengenalai bagaimana tubuh kita memberi respon terhadap cedera tersebut. Hal itu juga, dapat memahami tubuh sehingga kita dapat mengetahui apa yang harus dilakukan unuk mencegah terjadinya cedera, Untuk mendeteksi suatu cedera agar tidak menjadi lebih parah, yang dilakukan adalah dengan diberi penanganan secara profesionalannya.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diuraikan pembahasannya sebagai rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa itu cedera dan penyebabnya ?
2.      Apa prinsip cedera sub akut ?
3.      Apa saja jenis cedera dan cara penanganannya cedera ?
C.     Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang pengertian cedera, pencegahan cedera dan penyembuhancedera. Agar seseorang dapat meminimalisir terjadinya cedera dan tahu menangani sedera.
















BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Pengertian Cedera
Cedera atau luka adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi.Cedera adalah suatu akibat daripada gaya-gaya yang bekerja pada tubuh atau sebagian daripada tubuh dimana melampaui kemampuan tubuh untuk mengatasinya, gaya-gaya ini bisa berlangsung dengan cepat atau jangka lama.Cedera sering dialami oleh seorang atlit, seperti cedera goresan, robek pada ligamen, atau patah tulang karena terjatuh. Cedera tersebut biasanya memerlukan pertolongan yang profesional dengan segera.
Cara yang lebih efektif dalam mengatasi cedera adalah dengan memahami beberapa jenis cedera dan mengenali bagaimana tubuh kita memberikan respon terhadap cedera tersebut. Juga, akan dapat untuk memahami tubuh kita, sehingga dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya cedera, bagaimana mendeteksi suatu cedera agar tidak terjadi parah, bagaimana mengobatinya dan kapan meminta pengobatan secara profesional (memeriksakan diri ke dokter)

B.     Pengertian Cedera Olahraga
Cedera Olah Raga adalah cedera pada sistem otot dan rangka tubuh yang disebabkan oleh kegiatan olah raga. Cedera Olahraga adalah rasa sakit yang ditimbulkan karena olahraga, sehingga dapat menimbulkan cacat, luka dan rusak pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh.
Cedera olahraga jika tidak ditangani dengan cepat dan benar dapat mengakibatkan gangguan atau  keterbatasan fisik. Bahkan bagi atlit cedera ini bisa berarti istirahat yang cukup lama dan mungkin harus meninggalkan sama sekali hobi dan profesinya. Oleh sebab itu dalam penaganan cedera olahraga harus dilakukan secara tim yang multidisipliner.
Jenis-jenis cedera olah raga:
a.Cedera tulang ,contoh: patah tulang kering atau tulang telapak kaki pada pelari jarak jauh, disebut juga fatigue fracture.
b.Cedera otot,Contoh: robekan otot yang sering terjadi pada otot paha bagian depan (sering terjadi pada sepak bola), atau otot betis (sering terjadi pada tennis)
c.Sendi ,Contoh: pengikat sendi (ligamen) yang teregang berlebihan atau bahkan putus yang mengakibatkan sendi yang terkena menjadi tidak stabil
Klasifikasi Cedera
·         .Cedera ringan atau tingkat I, ditandai dengan adanya robekan yang hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop, dengan keluhan minimal dan hanya sedikit saja atau tidak mengganggu performa olahragawan yang bersangkutan, misalnya lecet, memar, sprain ringan
·         Cedera sedang atau tingkat II, ditandai dengan kerusakan  jaringan yang nyata, nyeri, bengkak, berwarna kemerahan dan panas, dengan gangguan fungsi yang nyata dan berpengaruh pada performa atlet yang bersangkutan, misalnya: melebarnya otot dan robeknya ligamen.
·         Cedera berat atau tingkat III, pada cedera ini terjadi kerobekan lengkap atau hampir lengkap pada otot, ligamentum dan fraktur pada tulang, yang memerlukan istirahat total, pengobatannya intensif, bahkan mungkin operasi.
C.    Faktor Penyebab Cedera
a.    Latihan Yang Berlebihan , Ini bisa terjadi jika anda memaksa diri untuk berlatih di luar batas kemampuan diri anda, berlatihlah sesuai dengan kemampuan anda, anda harus tahu batas kemampuan tubuh anda sendiri.
b.     Ketidak Seimbangan ,Otot Ini bisa terjadi jika salah satu otot lebih kuat daripada otot lain yang melakukan fungsi yang berlawanan misalnya selain melatih otot Biceps (Lengan Atas Depan) kita juga harus melatih otot Triceps (Lengan Atas Belakang), agar kekuatan otot lengan kita berimbang
c.     Kurangnya Pemanasan ,Pemanasan sebelum berolahraga sangat penting, karena ini membantu untuk kita menjadi tidak kaku/ menambah flexibilitas sehingga bisa terhindar dari cedera.
d.    Metode Latihan Yang Salah,Metode latihan yang salah merupakan penyebab paling sering dari cedera pada otot dan sendi. Penderita tidak memberikan waktu pemulihan yang cukup setelah melakukan olah raga atau tidak berhenti berlatih ketika timbul nyeri. Setiap kali otot tertekan oleh aktivitas yang intensif, latihan berat, hari berikutnya beristirahat atau melakukan latihan ringan. Hanya perenang yang bisa melakukan latihan yang berat dan ringan setiap hari tanpa mengalami cedera. Kemungkinan daya ampung dari air membantu melindungi otot dan sendi para perenang.
e.    Kelainan Struktural, Kelainanan struktural atau anatomi   tubuh anda yang dapat memberikan stress tambahan, misalnya kelainan otot, tulang, sendi dll. Ini bisa karena bawaan darilahirKelainan struktural bisa menyebabkan seseorang lebih peka terhadap cedera olah raga karena adanya tekanan yang tidak semestinya pada bagian tubuh tertentu. Misalnya, jika panjang kedua tungkai tidak sama, maka pinggul dan lutut pada tungkai yang lebih panjang akan mendapatkan tekanan yang lebih besar.
f.     Kelemahan Otot, Tendon & Ligamen, Jika mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada kekuatan alaminya, maka otot, tendon dan ligamen akan mengalami robekan. Tulang yang rapuh karena osteoporosis mudah mengalami patah tulang (fraktkur)

D.    Definisi Cedera Sub Akut

Fase sub akut terjadi 4- 21 pada saat peningkatan beban degenerasi (proses penurunan anatomi dan fisiologi jaringan) pada jaringan tubuh yang terjadi secara kumulatif (contoh tendinitis achiles pada pelari jarak jauh).cedara sub akut biasa dikatakan terjadi ketika cedara itu tidak diobati lebih dari 4 hari sehingga dokter menvonis cedera itu sudah masuk dalam sub akut.bisa juga cedera itu sudah lewat dari masa akut tetapi sudah mengalami proses penyembuhan seperti istilah subakut, yang artinya menurut merriem-webster medical dictionary, terletak antara akut dan kronis, atau jangka waktu dan keparahannya lebih rendah dari akut.

E.     Prinsip pencegahan cedera Sub Akut
Diharapkan ketika terjadi cedera ringan maupun berat agar segera di beri pertolongan   jika cedera tersebut termasuk cedera akut sebaikan dilakukan RICE tetapi ketika cedera tersebut sudah lebih dari masa akut maka segera harus di bawah ke tindakan medis agar dapat diketahui tindakan selanjutnya.

F.     Pencegahan Cedera
Mencegah lebih baik daripada mengobati, hal ini tetap merupakan kaidah yang harus dipegang teguh. Banyak pencegahan tampaknya biasa- biasa saja, tetapi masing-masing tetaplah memiliki kekhususan yang perlu diperhatikan. Pencegahan cedera dapat dilakukan dengan berikut:
a.       Pencegahan lewat keterampilan Pencegahan lewat keterampilan mempunyai bagian yang besar dalam pencegahan cedera itu telah terbukti, karena penyiapan atlet dan resikonya harus dipikirkan lebih awal. Untuk itu para atlet sangat perlu ditumbuhkan kemampuan untuk bersikap tenang. Dalam meningkatkan atlet tidak cukup keterampilan tentang kemampuan fisik saja namun termasuk daya pikir membaca situasi, mengetahui bahaya yang bisa terjadi dan mengurangi resiko.Pelatih juga harus mampu mengenali tanda-tanda kelelahan pada atletnya serta, harus dapat mengurangi dosis latihan sebelum resiko cedera timbul.
b.      Pencegahan lewat Fitness Fitness secara terus menerus mampu mencegah cedera pada atlet baik cedera otot, sendi dan tendo, serta mampu bertahan untuk pertandingan lebih lama tanpa kelelahan.
·         Kekuatan (Strength) Otot lebih kuat jika dilatih, beban waktu latihan yang cukup sesuai nomor yang diinginkan untuk. Untuk latihan sifatnya  individual, otot yang dilatih benar-benar tidak mudah cedera.
·         Daya tahan Daya tahan meliputi endurance otot, paru dan jantung. Daya tahan yang baik berarti tidak cepat lelah, karena kelelahan mengundang cedera.
·         Pencegahan lewat makanan Nutrisi yang baik akan mempunyai bagian yang besar dalam mencegah cedera karena memperbaiki proses pemulihan kesegaran diantara latihan-latihan. Makan harus memenuhi tuntutan gizi yang dibutuhkan atlet sehubungan dengan latihannya. Atlet harus makan- makanan yang mudah dicerna dan yang berenergi tinggi kira-kira 2,5 jam sebelum latihan atau pertandingan.
·         Pencegahan lewat lingkungan Banyak terjadi bahwa cedera karena lingkungan. Seorang atlet jatuh karena tersandung sesuatu (tas, peralatan yang tidak ditaruh secara baik) dan cedera. Harusnya memperhatikan peralatan dan barang ditaruh secara benar agar tidak membahayakan.
·         Medan adalah Medan    dalam    menggunakan    latihan    atau    pertandingan mungkin  dari  alam,  buatan  atau  sintetik,  keduanya    menimbulkan masalah. Alam dapat selalu berubah-ubah karena iklim, sedang  sintetik yang telah banyak dipakai juga dapat rusak dan terpenting  atlet mampu menghalau dan mengantisipasi hal-hal penyebab cedera.
·         Pencegahan lewat pakaian adalah Pakaian sangat tergantung selera tetapi haruslah dipilih dengan benar, seperti kaos, celana, kaos kaki, perlu mendapat perhatian. Misalnya celana jika terlalu ketat dan tidak elastis maka dalam melakukan gerakan juga tidak bebas.
·         Pencegahan lewat pertolongan Setiap cedera memberi tiap kemungkinan untuk cedera lagi yang sama atau yang lebih berat lagi. Masalahnya ada kelemahan otot yang berakibat kurang stabil atau kelainan anatomi, ketidakstabilan tersebut penyebab cedera berikutnya. Dengan demikian dalam menangani atau pemberian pertolongan harus kondisi benar dan rehabilitasi yang tepat pula.
·         Implikasi terhadap pelatih Sikap tanggung jawab dan sportifitas dari pelatih, official, tenaga kesehatan dan atletnya sendiri secara bersama-sama. Yakinkan bahwa atletnya memang siap untuk tampil. Bila tidak janganlah mencoba-coba untuk ditampilkan daripada mengundang permasalahan. Sebagai pelatih juga perlu memikirkan masa depan atlet merupakan faktor yang lebih penting.

G.    Terapi Cedera Olahraga dilakukan Oleh Medis
1.      Terapi emergensi
2.      Airway, memastikan tidak ada sumbatan jalan nafas
3.      Breathing, memastikan organ pernafasan berfungsi baik
4.      Circulation, memastikan tidak ada hambatan dalam sirkulasi darah
5.      Disability, memastikan tidak ada gangguan motorik atau kelumpuhan
Proliferasi 
Mulai terjadi proses penyembuhan.
Terjadi 7 – 21 hari.
H.    Proses Penanganan Pada Cedera Olah Raga
a.       Pemeriksaan Anamnesis
- (tanya jawab dengan pasien), ditanyakan mula timbulnya cedera.
b.      Palpasi dan Inspeksi
- diraba dan dilihat.
c.       Pemeriksaan gerak dasar
-          Pemeriksaan gerak pasif
-          Pemeriksaan gerak aktif.
-          Pemeriksaan gerak isometrik melawan tahanan.
d.      Diagnosis
-          menentukan daerah mana dan bagian apa yang mengalami cedera.
e.       Perencanaan
- menentukan pengobatan yang paling tepat untuk cedera yang dialami.
f.       Pelaksanaan Pengobatan Evaluasi
- Secara prinsip seperti pula pada cedera yang lain maka upaya penyembuhan adalah kesempatan jaringan untuk sembuh baik sehingga tidak menimbulkan jaringan yang tidak diinginkan

G.  PATOFISIOLOGI DAN DIAGNOSIS CEDERA OLAHRAGA
Secara umum patofisiologi terjadinya cedera berawal dari ketika sel mengalami kerusakan, sel akan mengeluarkan mediator kimia yang merangsang terjadinya peradangan.Mediator tadi antara lain berupa histamin, bradikinin, prostaglandin dan leukotrien. Mediator kimiawi tersebut dapat menimbulkan vasodilatasi pembuluh darah serta penarikan populasi sel sel kekebalan pada lokasi cedera. Secara fisiologis respon tubuh tersebut dikenal sebagai proses peradangan. Proses peradangan ini kemudian berangsur-angsur akan menurun sejalan dengan terjadinya regenerasi proses kerusakan sel atau jaringan tersebut(Van Mechelen et al. 1992). Selain berdasarkan tanda dan gejala peradangan, diagnosis ditegakkan berdasarkan keterangan dari penderita mengenai aktivitas yang dilakukannya dan hasil pemeriksaaan penunjang.
Tanda-tanda radang ada 5, yaitu:
a.       Rubor
Rubor adalah kemerahan, merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang mengalami inflamasi. Saat reaksi inflamasi timbul, terjadi pelebaran arteriola yang mensuplai darah ke daerah yang mengalami inflamasi. Sehingga lebih banyak darah mengalir ke sirkulasi lokal dan kapiler meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah.
b.       Kalor
Kalor atau panas terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut. Kalor disebabkan pula oleh sirkulasi darah yang meningkat, sebab darah yang memiliki suhu 37oC disalurkan ke permukaan tubuh yang mengalami inflamasi lebih banyakdari pada ke daerah normal.
c.       Tumor
Pembengkakan atau tumor sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial.Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun di daerah inflamasi disebut eksudat meradang.
d.      Dolor
Dolor atau rasa nyeri merupakan akibat dari perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu yang dapat merangsang ujung-ujung saraf. Pengeluaran zat seperti histamin atau zat bioaktif lainnya dapat merangsang saraf. Rasa sakit disebabkan pula oleh tekanan yang meninggi akibat pembengkakan jaringan yang meradang.
e.       Fungsiolaesa
Berdasarkan asal katanya, fungsiolaesa adalah fungsi yang hilang (Dorland, 2002). Fungsiolaesa merupakan reaksi inflamasi yang telah dikenal. Akan tetapi belum diketahui secara mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan yang meradang.

I.       Proses Lanjutan Cedera Sub Akut
Pada proses lanjut tanda tanda peradangan tersebut akan berangsur angsur menghilang. Apabila tanda peradangan awal cukup hebat, biasanya rasa nyeri (dolor) masih dirasakan samapai beberapa hari setelah onset cedera Kelemahan fungsi ( functio leissa) berupa penurunan kekuatan dan keterbatasan jangakauan gerak juga sering dijumpai (Stevenson et al. 2000).














BAB III
KESIMPULAN

Cedera adalah suatu akibat daripada gaya-gaya yang bekerja pada tubuh atau sebagian daripada tubuh dimana melampaui kemampuan tubuh untuk mengatasinya, gaya-gaya ini bisa berlangsung dengan cepat atau jangka lama
Cedera sering dialami oleh seorang atlit, seperti cedera goresan, robek pada ligamen, atau patah tulang karena terjatuh. Cedera tersebut biasanya memerlukan pertolongan yang profesional dengan segera. Banyak sekali permasalahan yang dialami oleh atlit olahraga, tidak terkecuali dengan sindrom ini. Sindrom ini bermula dari adanya suatu kekuatan abnormal dalam level yang rendah atau ringan, namun berlangsung secara berulang-ulang dalam jangka waktu lama. Jenis cedera ini terkadang memberikan respon yang baik bagi pengobatan sendiri
Cedera Olahraga adalah rasa sakit yang ditimbulkan karena olahraga, sehingga dapat menimbulkan cacat, luka dan rusak pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh.






1 komentar:

  1. Betway: Review | A Unique Unique Betting Site
    We review Betway and the Betway Casino site. Check our detailed review of the dafabet link site and betway their sign up bonus. Learn more vua nhà cái about the welcome offer.

    BalasHapus